cidr dan vlsm

Tugas Jaringan Komputer ke I

Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
           Merupakan  metodologi pengalokasian IP dan routing internet protocol paket. Atau dikenal  juga sebagai rute Antara
Domain Tanpa Kelas dan bertanggungjawab untuk menentukan alamat-alamat yang digunakan dalam laluan antara Domain
dengan lebih mudah berbanding dengan sistem Protokol Internet (IP).
CIDR juga merupakan sebuah alternatif untuk subnetting ip yang mengatur ip address ke subnetworks bebas dari nilai
alamat itu sendiri. cidr juga dikenal sebagai supernetting karena dengan efektif dapat memungkinkan beberapa subnet
dikelompokkan bersama untuk jaringan routing.
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau
classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai
network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode
CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.
Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas tergantung dari kebutuhan
pemakai. Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah nilai subnet yang
dapat dihitung dan digunakan.

a
Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR
255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28


255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30

Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :


Untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C
subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0

Untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B
subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0

Untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A
subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
Sumber :
  http://www.softcov.com/id/computing-architecture/details--the-classless-inter-domain-routing-cidr.html
http://compnetworking.about.com/od/workingwithipaddresses/a/cidr_notation.htm


  VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

            VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan
subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bias digunakan. selain itu, dalam
subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
          
            Manfaat dari VLSM sendiri adalah untuk menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama.Teknik
variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan
menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli
yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan
berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.

            Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier
yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus
bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host. Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan
protokol routing baru. Protokol-protokol routing yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information
Protocol (RIP) versi 2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4 (BGPv4).
Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah router yang hanya mendukung protokol
tersebut, maka router tersebut tidak dapat melakukan routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik
variable-length subnet mask.
Sumber :
http://rizal-chelma.blogspot.com/2010/10/cidr-dan-vlsm.html
nic.unud.ac.id/.../VLAN%20&%20VLSM%20(Kelompok%2010).pdf
ilmukomputer.org/2007/12/26/metode-ip-address-lanjutan-vlsm/
by
Prisan Linus Pu'ba
email: nenok_purba@yahoo.com
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Komentar

Postingan Populer